Rempah, Mahakarya Alam Indonesia
Rasanya sebagai orang Indonesia,
lidah saya sudah terbiasa dengan aneka rasa bumbu rempah. Pokoknya kalau kalau tidak ada rasa rempahnya maka
makanan bisa dianggap tidak enak. Paling tidak untuk setiap makanan Indonesia
paling tidak menggunakan lebih dari 5 macam bumbu. Apalagi, nenek saya selalu
berpesan, jika masakan yang dibuat mau enak, kita tidak boleh menghilangkan
atau menguragi satu jenis bumbupun.
Gambar diambil dari sini
Rempah-rempah sendiri sudah dikenal
berabad-abad di berbagai belahan dunia. Bahkan bangsa Mesir kuno sudah mengenal
rempah, namun memang lebih difungsikan sebagai bahan aromatik dan persembahan
dewa dwei bahkan jauh sebelum dikenal sebagai pengawet makanan, beberapa rempah
sudah digunakan untuk proses pengawetan mayat raja bangsa Mesir (hiiii……….
Untung saya tidak pernah membayangkannya saat makan) belum lagi beberapa suku
menggunakan khusus pengawet makanan yang hampir busuk supaya baunya
tersamarkan. Jadi mulai sekarang jangan diingat-ingat fungsi rempah tadi saat
makan ya.
Proses Mumifikasi menggunakan campuran rempah
Gambar diambil dari sini
Beda lagi dengan bangsa Arab yang lebih suka
menggunakan rempah sebagai bahan obat-obatan yang masih dipercaya hingga kini,
masih ingat dengan Jintan hitamkan? Kebiasaan penggunaan rempah sebagai
obat-obatan memang sudah dimulai dari tahun 1900an Sebelum Masehi, tidak hanya
di benua Afrika, benua Amerika juga sudah memulai menggunakan rempah sebagai
obat, seperti bangsa Indian yang menggunakan kunyit. Sedangkan di benua Asia
tentu sudah bisa ditebak peradaban Tiongkok lebih tua lagi 2700 sebelum Masehi,
di mulai oleh dinasti Han. Para Tabib mempercayakan pengobatan penyakit pada
perpaduan berbagai jenis rempah dan tanaman. Luar biasa sekali penggunaan
rempah. Luar biasa! Gemah Rempah!
Tabib menggunakan rempah sebagai obat
Gambar diambil dari sini
Lalu apakah bangsa Eropa ketinggalan dalam
pemanfaatannya? Tidak juga, dalam beberapa literatur, aromanya yng menenangkan
dan menyenangkan membuat beberapa ekstrak rempah dijadikan sebagai campuran
parfum. Selain itu juga digunakan sebagai penyedap makanan, selain aromatik
beberapa rempah memberikan kehangatan saat musim dingin. Sempurna!
Karena tidak banyak daerah penghasil rempah di
dunia, maka untuk mendapatkannya terbilang sulit dan harganya menjadi mahal.
Kita harus ingat hukum supply and demand
yang sudah ada dari zaman dahulu kala. Permintaan banyak, ketersediaan sedikit
dan mengakibatkan harganya menjadi mahal. Bahkan pedagang yang pintar membuat
cerita-cerita menyeramkan tentang bagaimana susahnya mendapatkan rempah
tersebut.
Bangsa Eropa yang terkenal doyan menggunakan
rempah dalam masakannya adalah Belanda, bahkan mereka biasa mengadakan Rijsttafel yaitu pnyajian berurutan makanan ala Indonesia dikalangan bangsawan.
Bisa terbayangkan betapa elitnya berada dipesta ini, makanan yang disajikan
secara lengkap dengan tata perjamuan Eropa. Ada makanan pembuka, utama dan
penutup tentu saja ada pula minuman beralkohol didalamnya. Pasti meriah dan
tentu saja mahal untuk dilaksanakan.
Rendang, makanan terenak didunia
Gambar diambil dari sini
Tapi kita harus tetap bangga, walaupun makannya tidak semewah Rijsttafel
karena kita bisa menggunakan bumbu dapur tersebut jauh lebih gampang karena
tidak sulit menemukannya. Tidak perlu berlayar, tidak perlu harus membeli
dengan mahal karena bisa dengan mudahnya mendapatkan dihalaman rumah karena
kebetulan menanam atau dengan membelinya kepasar. Harganyapun tentu tidak
semahal bangsa Eropa yang membeli dari pedagang Arab, India atau Tiongkok.
Nasi Goreng dan Sate
Gambar diambil dari sini
Saya bersyukur karena dengan kekayaan alam Indonesia bisa menikmati
rendang daging, ayam betutu, sambel pecel atau urap sayur yang lezat. Pasti
banyak bangsa yang iri dengan Indonesia bisa makan rendang, sate dan nasi
goreng dengan murah apalagi makanan ini masuk daftar makanan terenak di dunia. Saya
yakin tidak mungkin rendang bisa didapatkan dengan harga Rp 20.000,-/porsi di
Perancis dan sate dengan harga Rp
12.000,-/porsi di Swiss. Betapa beruntungnya kita bisa merasakan Gemah Rempah
Mahakarya Indonesia.
Berbagai makanan berempah ala Indonesia
Gambar diambil dari sini
Saya sendiri yang notabenenya doyan jalan dan menikmati mekanan
dimana-mana tidak bisa menyangkal bahwa makanan berempah jauh lebih enak
daripada makanan yang hanya mengandalkan garam dan kaldu saja. Setiap habis
jalan-jalan di negara lain pasti langsung kangen Makanan Indonesia yang
berbumbu kencang. Kalau boleh saya garis bawahi, makanan Indonesia memang boleh
dibilang jajaran makanan enak di didunia. Tidak percaya? Silakan traveling 1
bulan di Eropa dan ceritakan bagamana pengalaman makan disana! Sekali lagi saya
bangga dengan Rempah masakan indonesia. Sungguh Mahakarya Indonesia yang patut
diacungi jempol.
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry