Sensasi Laila Biali dan Richard Bona di Panggung “Jazz by The Beach”



Hari pertama Penang Jazz Festival 2014 sungguh mencengangkan. Lapangan di pantai sudah penuh dari awal acara di 6.30 malam. Suasanya yang boleh dibilang sedikit gerimis tidak mengurangi penonton yang sudah memenuhi lokasi. 11 tahun bukan waktu yang sebentar untuk membuat Penang Jazz Festival bisa mendapat perhatian diseluruh dunia. Semakin hari semakin banyak hal menarik yang diberikan kepada penggemar jazz.
Siapa saja yang tampil dihari pertama? Ada Seth Glier, CNIRBS, Laila Biali Trio, Monoswezi, Dutch Swing College Band dan tentu saja Richard Bona Band. Panggung di tepi pantai akan menunjukkan bagaimana penampilan mereka kali ini. Saya sendiri sudah sempat mewawancarai Direktur Festival Paul Augustin yang memang sudah memilih penampil jauh-jauh hari sebelumnya. Bisa dipastikan pilihan terbaik akan diberikan karena festival ini sudah berjalan 10 tahun.










sejak awal dentuman lagu dimulai, panggung langsung diisi nada-nada yang dimainkan oleh Seth Glier yang merupakan penyanyi dan penulis lagu yang pernah menjadi nominator Grammy. Pria asal Masssachusetts ini mampu memberikan pembukaan yang indah lalu dilanjutkan oleh CNIRBS yang terdiri dari 3 orang anggota, Matthaus Winnitzki yang merupakan composer dan bermain keyboard, Stephan Meinberg yang bermain terompet dan Euphonium serta Konrad Ullrich di drums. Komposisi ketiganya membuat suasana dipenuhi dengan musik ritmik yang kompleks dengan sedikit sentuhan folk dan elektronik ditambah lagi suara pedal drum dengan nada yang misterius.
Penampilan yang saya pribadi tunggu adalah Laila Biali karena saya sendiri sempat mengikuti workshop musiknya. Beberapa lagu seperti iris, love on top dan titanium yang genrenya dari berbagai macam penyanyi mampu di manipulasi sehingga mampu ditampilkan dengan lebih jazzy. Malam ini tampil dengan membawakan lagu lagu dari albumnya dan bersama dengan seorang pemain drum dan pemain gitar yang sungguh mampu membuat banyak gerakan badan dan kepala para penonton secara bersamaan. Tuts jazz piano berpadu dengan unsur pop, rock dan soul. Merasuk ke semua umur.









Monoszesi yang merupakan grup percampuran berbagai macam Budaya, mozambik, Norwegia, swedia dan Zimbabwe juga tampil menghibur, dengan menggabung berbagai kultur budaya musik ditambah dengan racikan budaya afrika. monoszesi ingin menyajikan musik yang lebih modern tapi tetap menghormati musik tradisional.





  


Dilanjutkan dengan penampilan kelompok beda generasi Dutch Swing College Band yang sudah terbentuk dari 5 Mei 1945. Kelompok ini mampu memberikan suasana baru karena anggota yang lebih banyak, 7 orang. Tentu saja harmonisasi lebih banyak lagi. Mengususng musik tradisional jazz dari Belanda. Saya boleh mengatakan jika mereka mempunyai musik yang unik dan membekas diingatan. Saya merasakan atmosfer yang sungguh berbeda.










Tentu saja, penampilan terakhir sangat ditunggu oleh saya dan banyak orang yang hadir di Penang Jazz Festival ini. Richard Bona menjadi pemain bass paling menarik untuk dilihat pertunjukannya bahkan sebelum album pertamanya direkam ditahun 1999. Penonton yang semulanya terlihat kedinginan karena hujan, langsung mendekati panggung untuk bergoyang, menyanyi bahkan mengisi beberapa bagian vokal yang dimainkan. Penonton benar-benar larut dalam suasana penampilan artis kelas dunia yang sempat tidak merespon ajakan Stevie Wonder untuk bermain musik bersama. Walaupun pertunjukan telah usai, penonton krmbali berteriak-teriak dengan heboh untuk meminta Richard Bona kembali bermain. Tentu saja karena ingin memuaskan penonton, beberapa permainan musik kembali dihadirkan. Tidak hanya dengan sentuhan jazz tapi juga dengan sentuhan funk, soul dan pop. Penonton berteriak puas. Saya hanya dapat berkata AMAZING. Great Concert.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.